Keterbatasan Ruang Kelas Pasca Bencana Tak Surutkan Semangat Belajar, SDN Telajung 04 Terapkan Sistem Hybrid
Cikarang Barat, BintangSave.com — SDN Telajung 04, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, saat ini tengah menghadapi tantangan berat dalam proses kegiatan belajar mengajar. Bencana angin puting beliung yang terjadi pada bulan Maret 2025, tepat menjelang Hari Raya Idulfitri, telah menyebabkan enam dari sembilan ruang kelas rusak berat, menyisakan hanya tiga ruang kelas yang masih dapat digunakan.
Kepala SDN Telajung 04, Nasih Suarsih, S.Pd, menyampaikan bahwa kondisi ini sangat mempengaruhi kapasitas sekolah dalam menampung siswa.
“Dari sembilan ruang kelas yang ada, hanya tiga yang masih layak digunakan. Kami sangat berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi segera melakukan pembangunan kembali ruang-ruang kelas yang rusak, agar proses pembelajaran bisa berlangsung dengan lebih optimal dan nyaman,” ungkapnya saat ditemui Bintang Save, Kamis (12/6/2025).
Akibat keterbatasan ruang, sekolah terpaksa mengurangi jumlah penerimaan siswa baru. Tahun ini, sebanyak 116 siswa kelas VI telah lulus, namun untuk tahun ajaran 2025–2026, pihak sekolah hanya mampu menerima 56 siswa baru, yang dibagi dalam dua rombongan belajar, masing-masing berisi 28 siswa.
“Jumlah total siswa sebelumnya mencapai 740 orang. Namun karena keterbatasan ruang kelas, kami harus membatasi jumlah siswa baru yang diterima. Padahal, sekolah kami sangat diminati oleh masyarakat karena dikenal sebagai sekolah yang berprestasi,” ujar Nasih.
Prestasi tersebut antara lain diraih oleh beberapa siswa yang berhasil meraih juara pertama di beberapa bidang lomba dalam ajang FLS2N tingkat Kecamatan Cikarang Barat, dan saat ini mewakili kecamatan di tingkat Kabupaten Bekasi.
Untuk menyiasati keterbatasan ruang, sekolah menerapkan sistem pembelajaran hybrid, yaitu kombinasi antara tatap muka dan daring secara bergilir. Sistem ini diterapkan dengan pengaturan jadwal tiga sesi per hari, terutama untuk kelas IV dan V yang sebagian pembelajarannya dilakukan secara daring. Sementara itu, kelas I tetap menjalankan pembelajaran tatap muka penuh, karena dinilai belum memungkinkan mengikuti pembelajaran jarak jauh.
“Walau hanya memiliki tiga ruang kelas, proses belajar tetap berjalan lancar berkat sistem shift yang kami terapkan. Semangat para guru dan siswa tetap tinggi meski kondisi sarana prasarana terbatas,” tuturnya.
Selain ruang kelas, berbagai fasilitas sekolah seperti bangku, meja, buku pelajaran, proyektor (infokus), hingga perangkat komputer, juga mengalami kerusakan akibat terendam air dan lembap saat bencana terjadi.
Nasih Suarsih berharap besar kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi agar segera mengambil langkah nyata dalam pembangunan kembali ruang-ruang kelas yang rusak, demi kelangsungan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di Telajung.
“Pendidikan anak-anak adalah prioritas. Kami mohon agar pemerintah segera memberikan perhatian dan bantuan untuk pembangunan ruang kelas yang layak. Semangat kami tidak pernah surut, tapi tentu kami tidak bisa berjalan sendiri,” pungkasnya dengan penuh harap. (TS)
0 Komen